Minggu (26/6) lalu seminar bertajuk “Kegelisahan Perempuan Minang dalam era Milenial” diadakan oleh Bundo Kanduang Mancanegara (BKM) secara dalam jaringan (daring). Acara menghadirkan empat narasumber, yaitu Dr. Sri Setiawati, M.A., Dr. Gadis Arivia Effendi, S.S., DEA., Dr. Sastri Sunarti Sweeney, dan Dr. Elly Warti Maliki, Lc., M.A. Sebelum diskusi, sambutan diberikan oleh Nurbaini McKosky (Ketua BKM), Denny Abdi (Duta Besar RI untuk Vietnam-Pembina BKM), dan Prof. Dr. Siti Salmah (Penasihat BKM). Dibuka menggunakan bahasa Minang, pembawa acara, Jawahir, S.S., berdoa agar semua bundo tetap diberkati oleh Tuhan di manapun mereka berada. Diskusi dipandu oleh Dininta Melani Sari Moesady, M.Sc. selaku moderator. Senin (13/6), Yayasan Jurnal Perempuan mengadakan peluncuran Toeti Heraty Scholarship (THS) dan diskusi publik yang bertajuk “Pendidikan Tinggi untuk Perempuan Indonesia” melalui platform Zoom. Acara dilaksanakan selaras dengan peringatan satu tahun wafatnya Toeti Heraty Noerhadi-Roosseno. Tidak hanya berhenti pada Peluncuran THS 2022, rangkaian acraa dilanjutkan dengan peluncuran buku Dialog dengan Kematian dan Kehidupan Mikroorganisme, karya Toeti Heraty Noerhadi-Roosseno dan Indrawati Ganjar Roosheroe. Setelah Iqraa Runi (Jurnal Perempuan) selaku host dan Koordinator Toeti Heraty Scholarship 2022 memberikan pengantarnya, Abby Gina Boang Manalu (Direktur Yayasan Jurnal Perempuan) turut menambahkan sambutan bahwa program ini dipelopori karena kesejarahannya, yakni momentum berpulangnya almarhumah Toeti Heraty. Kompleksitas dalam mewujudkan pembangunan suatu negara merupakan hal yang mendorong diperlukannya kolaborasi antar berbagai pihak, tak terkecuali dari Lembaga Swadaya Msyarakat (LSM). LSM merupakan organisasi non-profit yang bergerak dalam rangka memberikan pelayanan bagi masyarakat melalui penelitian, advokasi, dan pemberdayaan. Aktualisasi program-program pemerintah pada tingkat daerah turut menjadi salah satu kegiatan LSM. Sayangnya, kinerja mereka di daerah belum seutuhnya diakui oleh negara. Hal terlihat dari kesulitan yang mereka hadapi dalam mengakses dana pendukung program kerja. Pemerintah seharusnya mampu menyediakan opsi dana abadi bagi LSM layaknya dana abadi pada bidang lain seperti pendidikan. Lalu, seberapa besar urgensi dari pengadaan dana abadi tersebut? Kesetaraan gender sudah menjadi isu yang kerap diperbincangkan dalam konteks akademik maupun sehari-hari. Seakan tidak ada habisnya, persoalan-persoalan terkait gender masih banyak terjadi di lingkungan masyarakat. Membahas hal tersebut, Mataharikecil Indonesia—sebuah komunitas nirlaba yang bergerak untuk mewadahi generasi muda Indonesia untuk menyebarkan kebaikan di bidang ekonomi dan pendidikan—bersama Jurnal Perempuan menyelenggarakan diskusi Samacil (Satu Jam Bersama Matahari Kecil). Diskusi tersebut dilakukan pada Selasa, 31 Mei 2022 melalui Instagram Live. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan Pasal 1, Perhutanan Sosial (PS) merupakan sistem pengelolaan Hutan lestari yang dilaksanakan dalam Kawasan Hutan Negara atau Hutan Hak/Hutan Adat yang dilaksanakan oleh Masyarakat setempat atau Masyarakat Hukum Adat sebagai pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraannya, keseimbangan lingkungan, dan dinamika sosial. PS menjadi pogram Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia yang kini mendapat perhatian besar dari negara. Namun, dalam pelaksanaan program ini perspektif gender belum dimaksimalkan, meskipun banyak perempuan Indonesia menggantungkan hidupnya dari akses dan pengelolaan hutan. Representasi perempuan di media Indonesia kerap kali ditampilkan dengan diskriminatif. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya judul-judul berita yang merendahkan perempuan, muatan berita yang misoginis, maupun tidak berimbangnya narasumber laki-laki dan perempuan yang dihadirkan dalam berita. Akibatnya, perempuan rentan diobjektifikasi oleh media. Membahas tema tersebut, pada Jumat (20/5/2022) lalu, Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Diskusi Ilmiah Mahasiswa (UKM Fodim) Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya menggelar talkshow bertajuk ‘Lawan Perundungan Seksual: Wanita Bukan Objek Media!’ sebagai rangkaian dari Article Journalism Competition. Hadir sebagai narasumber, yaitu Alex Junaidi (Direktur Serikat Jurnalis untuk Keberagaman – SEJUK) dan Amelia Ayu Kinanti (Pemimpin Redaksi Beautynesia). Talkshow ini diselenggarakan secara online melalui platform Zoom Meeting. Pandemi COVID-19 menggerus ketahanan ekonomi keluarga kelas menengah dan kelas bawah. Setelah hampir tiga tahun melanda dunia, banyak keluarga yang kehilangan penghasilannya secara mendadak. Di saat-saat tersebut, perempuan menunjukkan resiliensinya dengan mengambil peran sebagai pencari nafkah utama keluarga. Perempuan juga mengembangkan komunitas-komunitas untuk memberdayakan satu sama lain. Ketangguhan perempuan ini juga pernah menjadi cita-cita Raden Ajeng Kartini (1879-1904) dalam memperjuangkan emansipasi perempuan. Banyak studi membuktikan, ancaman krisis iklim berdampak buruk pada perempuan. Sebabnya, banyak perempuan yang berada dalam situasi yang lebih rentan apabila krisis iklim terjadi. Perempuan, terutama di wilayah desa, berinteraksi langsung dengan alam untuk kebutuhan sehari-hari, terutama untuk urusan domestik. Dalam berbagai kesempatan, agensi perempuan menunjukkan ikatan yang kuat dengan alam sekitarnya, seperti ketika ibu-ibu di Kendeng menolak pembangunan pabrik semen di desa mereka karena akan merusak lingkungannya. Perempuan menjadi aktor penting dalam melawan kerusakan iklim dan lingkungan. Memperingati Hari Bumi, Program Studi Sosiologi Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan webinar Hari Bumi 2022 bertajuk “Ekofeminisme: Meneroka Problem Paradigmatik di Balik Kerusakan Lingkungan” pada Jumat (22/4/2022) lalu. Dipandu oleh A. Syafa Mutmainna Azus, acara ini menghadirkan Dr. H. Azikin Solthan, M. Si. (Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia – DPR RI), Abby Gina Boang Manalu, M.Hum. (Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan), dan Siti Maimunah (Peneliti dan Aktivis Lingkungan) sebagai pembicara dengan Sopian Thamrin, S. Pd., M. Pd. (Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial-Hukum UNM – FIS-H UMN) selaku moderator. Dialog Antariman pada Hari Kartini 2022: Mencapai Kesetaraan Gender dan Toleransi atas Perbedaan25/4/2022
Indonesia merupakan negara majemuk. Perbedaan menjadi keseharian masyarakatnya, termasuk juga perbedaan agama. Namun, perbedaan tersebut dapat menjadi pemicu konflik antarmasyarakat. Lebih dari itu, institusi agama dapat mencengkram kebebasan dan memelihara budaya kekerasan terhadap perempuan. Oleh karena itu, diperlukan upaya dari semua pihak untuk berdialog bersama guna mencapai toleransi dan kesetaraan. Membahas isu tersebut sekaligus memperingati Hari Kartini, Institut Leimena bersama Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga menyelenggarakan diskusi publik bertajuk “Agama, Perempuan, dan Literasi Keagamaan Lintas Budaya” pada Kamis lalu (21/4/2022) secara dalam jaringan (daring). |
Jurnal Perempuan
terindeks di: Archives
June 2024
Categories |